Selasa, 18 Oktober 2011
Perkembangan Teknologi iPhone
Perseteruan antara KPK& DPR
Selasa, 04 Oktober 2011
Peran Sistem Informasi dalam Perekonomian Indonesia
Senin, 03 Oktober 2011
Aku & Masa Depanku
Kekerasan di Kalangan Pelajar & Mahasiswa
Belakangan ini, kekerasan di kalangan pelaku pendidikan di tanah air kian marak terjadi, mulai dari kekerasan yang dilakukan oleh pengajar terhadap anak didiknya, maupun kekerasan yang dilakukan oleh pelajar terhadap pelajar lainnya, dan tidak dipungkiri , kekerasan pelajar bisa pula terjadi diluar lingkungan pendidikan, seperti yang terjadi antara pelajar terhadap wartawan beberapa waktu lalu, berawal dari kalangan pelajar tersebut yang tidak terima aksi tawurannya diliput oleh wartawan,jumlah pelajar dari suatu sekolah menengah atas favorit ibu kota tersebut tak sebanding dengan jumlah wartawan yang sedang meliput, dan aksi pemukulan dan pengeroyokan terhadap wartawan pun terjadi, dan tak hanya jadi korban pemukulan, kaset rekaman peliputan pun diambil paksa oleh pelajar.
Tidak hanya terjadi di kalangan siswa sekolah menengah atas, kekerasan pun masih sering terjadi di kalangan mahasiswa, mulai dari aksi demonstrasi dengan anarkisme, tawuran antar perguruan tinggi, bahkan tawuran dengan masyarakat sekitar kampus perguruan tinggi mereka, segala tindak anarkisme yang terjadi di kalangan siswa dan mahasiswa harusnya bisa dihindari dengan tindakan tegas dari sekolah/perguruan tinggi tempat mereka menuntut ilmu, hukuman dan peraturan yang tegas,juga dukungan dari aparat berwenang dengan memproses pelaku kekerasan kepada jalur hukum yang berlaku bisa mengurangi bahkan menghilangkan anarkisme dan kekerasan di dalam siswa dan mahasiswa.
Kekerasan di Kalangan Pelajar & Mahasiswa
Belakangan ini, kekerasan di kalangan pelaku pendidikan di tanah air kian marak terjadi, mulai dari kekerasan yang dilakukan oleh pengajar terhadap anak didiknya, maupun kekerasan yang dilakukan oleh pelajar terhadap pelajar lainnya, dan tidak dipungkiri , kekerasan pelajar bisa pula terjadi diluar lingkungan pendidikan, seperti yang terjadi antara pelajar terhadap wartawan beberapa waktu lalu, berawal dari kalangan pelajar tersebut yang tidak terima aksi tawurannya diliput oleh wartawan,jumlah pelajar dari suatu sekolah menengah atas favorit ibu kota tersebut tak sebanding dengan jumlah wartawan yang sedang meliput, dan aksi pemukulan dan pengeroyokan terhadap wartawan pun terjadi, dan tak hanya jadi korban pemukulan, kaset rekaman peliputan pun diambil paksa oleh pelajar.
Tidak hanya terjadi di kalangan siswa sekolah menengah atas, kekerasan pun masih sering terjadi di kalangan mahasiswa, mulai dari aksi demonstrasi dengan anarkisme, tawuran antar perguruan tinggi, bahkan tawuran dengan masyarakat sekitar kampus perguruan tinggi mereka, segala tindak anarkisme yang terjadi di kalangan siswa dan mahasiswa harusnya bisa dihindari dengan tindakan tegas dari sekolah/perguruan tinggi tempat mereka menuntut ilmu, hukuman dan peraturan yang tegas,juga dukungan dari aparat berwenang dengan memproses pelaku kekerasan kepada jalur hukum yang berlaku bisa mengurangi bahkan menghilangkan anarkisme dan kekerasan di dalam siswa dan mahasiswa.
.Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Lumpur Lapindo
Setidaknya ada beberapa hal yang perlu ditinjau ulang agar kasus Lapindo dapat diselesaikan secara lebih adil. Pemerintah harus terlebih dulu berani meninjau ulang keyakinannya bahwa semburan lumpur Lapindo disebabkan oleh bencana alam. Secara ilmiah, keyakinan bahwa lumpur Lapindo merupakan akibat bencana alam sebenarnya juga telah ditentang oleh mayoritas pakar geologi dan pertambangan internasional. Bahkan dokumen rahasia PT Medco yang dipublikasikan oleh website Aljazeera juga dengan jelas mengungkapkan bahwa semburan lumpur di Sidoarjo berkaitan dengan aktivitas pengeboran.
Peninjauan terhadap keyakinan bahwa semburan lumpur di Sidoarjo adalah bencana alam itu menjadi penting karena dari keyakinan tersebut telah lahir beberapa regulasi yang justru membebaskan secara perlahan pihak yang seharusnya bertanggung jawab dalam kasus itu.
Pemerintah harus meninjau ulang berbagai regulasi yang mereduksi persoalan ganti rugi bagi korban lumpur menjadi sekadar persoalan jual-beli aset korban lumpur.
Bila itu terjadi, sudah dapat dipastikan pula bahwa pemerintah ini akan kembali melanjutkan penderitaan korban lumpur Lapindo dalam beberapa tahun ke depan.