Rangkaian upacara pernikahan agung Kraton Yogyakarta selama 4 hari berakhir hari Rabu (19 Oktober 2011) dengan ritual pamitan yang berlangsung di Gedong Jene. Penganten pria KPH Yudonegoro yang kini menjadi pegawai pada kantor sekretariat Wakil Presiden memohon pamit kepada Sultan Hamengkubuwono X dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas untuk membawa serta istrinya GKR Bendoro keluar dari Kraton.
Ada beberapa kejanggalan dalam acara pernikahan ini salah satunya adalah:
GKR Bendara mendahului kakak perempuan nomor 4 yang masih studi di luar negeri.
Padahal dalam sejarah Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, tak boleh ada anggota kerajaan yang secara terbuka nikah terlebih dahulu dari yang lebih tua (kakak). Ini terkait soal martabat, dan Kraton sangat menjunjung tinggi martabat!
Memang pernikahan keratin ini termasuk salah satu bentuk kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan disamping juga merupakan daya tarik bagi wisatawan asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar